Minggu, 19 Juni 2011

Faktor-Faktor Utama Aspek Ekonomi Mikro




Dalam teori ekonomi mikro didapati 4 unsur penting berikut, yaitu definisi-definisi, pemisalan-pemisalan, hipotesis dan pembuatan ramalan.

1. DEFINISI-DEFINISI
Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang nilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut. Sebagai contoh dalam hukum permintaan dinyatakan “kalau harga suatu barang berubah maka jumlah barang yang diminta akan berubah”. Dengan demikian variabel yang terkait dalam hukum permintaan tersebut adalah variabel harga dan variabel jumlah barang yang diminta (dibeli).

Variabel dibedakan menjadi variabel endogenus (variabel yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan) dan variabel eksogenus (variabel yang mempengaruhi variabel endogenus yang besarnya ditentukan oleh faktor-faktor yang berada di luar teori yang berkaitan)

2. PEMISALAN-PEMISALAN (ASUMSI)
Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang lebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (terutama dengan faktor-faktor yang terpenting). Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat pemisalan-pemisalan. Pemisalan merupakan satu syarat penting untuk pembuatan teori. Pemisalan dikenal sebagai CETERIS PARIBUS (dari bahasa Latin yang berarti hal-hal lainnya tidak mengalami perubahan)

3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenai barang dan jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang dan jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.

Keinginan manusia tidak terbatas jumlahnya, sedangkan sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan terbatas baik dalam jumlah maupun dalam mutu. Dengan demikian manusia tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang dan jasa yang mereka inginkan akibat terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah keinginan manusia dengan jumlah sumber daya yang tersedia. Disamping keterbatasan sumber daya yang ada terkadang keinginan masyarakat tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli. Adanya ketidakseimbangan inilah yang menimbulkan aktivitas ekonomi. Manusia lalu berusaha untuk mengatur penggunaan sumber-sumber daya itu sedemikian rupa agar mereka dapat memenuhi keinginan sebanyak mungkin. Semua kegiatan manusia (perseorangan, perusahaan dan masyarakat) untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi yang ditujukan kepada usaha untuk memenuhi segala keinginan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber-sumber daya yang serba terbatas dinamakan aktivitas ekonomi.

Upaya manusia untuk melakukan pengaturan guna memenuhi kebutuhannya menghendaki seseorang, perusahaan atau masyarakat untuk membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan kegiatan ekonomi. Pembuatan keputusan tersebut dimungkinkan karena tersedianya altenatif pilihan dalam melakukan kegiatan ekonomi agar dapat memilih alternatif terbaik yang mungkin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persoalan pokok yang diterangkan dalam analisis ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut:

Bagaimana caranya menggunakan sumber-sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaan tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masyarakat?

Dalam kenyataannya ada 3 persoalan pokok yang dihadapi dalam setiap perekonomian:
1. Barang dan jasa apa yang diproduksi (what)
2. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (how)
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom)

Permasalahan pertama (what) berkaitan dengan pertanyaan berapa banyaknya barang dan jasa harus dibuat, barang dan jasa apa yang harus dibuat, kapan akan diproduksi , termasuk pula ukuran dari barang dan jasa yang akan dibuat. Permasalahan pertama ini merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memproduksi semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat karena keterbatasannya. Oleh sebab itu masyarakat harus melakukan pilihan. Permasalahan kedua (how) berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi, dengan gabungan faktor-faktor produksi yang mana serta dengan teknik produksi yang bagaimana yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Permasalahan ketiga (for whom) berkaitan dengan siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen, serta bagaimana mendistribusikan produk-produk yang dibuat.

Walaupun ketiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak perekonomian, tetapi dengan berbedanya sistem perekonomian akan menimbulkan perbedaan cara pemecahan. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa tidak ada satu orangpun atau satu organisasipun dalam perekonomian pasar yang mampu atau bertanggung jawab mengatasi masalah dasar itu sendiri. Yang mampu menjawab ke tiga masalah dasar tersebut adalah jutaan unit usaha dan konsumen yang terlibat dalam proses perdagangan sukarela, segenap tindakan dan tujuan mereka terkoordinir oleh mekanisme sistem harga dan pasar.

Pustaka: Ekonomi Mikro (Edisi Baru) Oleh Sugiarto Dkk

Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Inflasi


Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan Inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.

a. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi (kondisi infasi lunak), inflasi dapat mendorong parkembangen ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap Inflasi akan menyebabkm mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut! Sebelum infiasi, orang yang menerima penghasilan Rp 100.000 dapat membeli 100 kg beras seharga Rp 1000,00 per kg. Karna inflasi, maka harga beras yang semula naik, menjadi Rp 1.250,00 per kg. Oleh karena nilai beli uang Rp 100.000,00 jika ditukarkan dengan beras kini hanya menjadi 80 kg. Dari ilustrasi tersebut, diketahui ada penurunan nilai tukar sebesar 20 kg (100 kg — 80 kg). Sebaliknya, orang yang berutang akan beruntung. Anggaplah seorang petani mempunyai utang Rp100.000,00. Sebelum Inflasi, petani itu harus menjual beras 100 kg untuk membayar utangnya. Tetapi setelah inflasi harga beras menjadi Rp 1.250,00 per kg, sehingga petani tersebut cukup menjual 80 kg untuk membayar utangnnya sebesar Rp 100.000,00.

2. Dampak Inflasi terhadap Ekspor
Pada keadaan Inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor makin mahal. Masi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang, yang mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin kecil.

3.Dampak Inflasi terhadap Minat Orang untuk Menabung
Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju Inflasi. Misalnya, bulan Januari tahun 2006 seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposit dalam satu tahun. Deposito tersebut menghasilkan bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat Inflasi sepanjang Januari 0006 — Januari 2007 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4%. Minat orang untuk membung akan berkurang.

Pustaka: EKONOMI : – Jilid 1 Oleh Alam S.
sumber :
http://artikelekonomi.com/dampak-yang-ditimbulkan-oleh-inflasi.html

Kebijakan Pajak Dan Subsidi Pemerintah




Campur tangan pemerintah yang targeting menempkan harga banyak dipraktekkan di negara-negara komunis. Tetapi di negara-negara bebas cara tersebut tidak begitu disukai. Cara yang lebilt banyak dipakai adalah campur tangan secara tidak langsung. Untuk itu, pemerintah mempunyai senjata yang ampuh, yaitu pajak dan subsidi. Melalui pajak dan subsidi, pemerintah dapat mempengaruhi baik harga maupun jumlah yang diperjualbelikan. Hal ini pun dapat dianalisis dengan bantuan kurva penawaran dan permintaan.

Pajak
Sebagai contoh kita ambil cukai, misalnya untuk minuman bir. Andaikan bir diperjualbelikan dengan harga eceran Rp8.000/botol. Kemudian, pemerintah membebankan pajak sebesar Rp4.000/botol. Apa akibamya terhadap harga? Lihat gambar 111.4.
Harga Keseimbangan
Pertama-tama kite lihat dalam grafik bahwa barge keseimbangan naik. Tetapi kenaikan harga tidak sebanyak jumlah pajak. Temyata P menjadi Rp11.000/botol. Mengapa terjadi demikian? Beban pajak sebesar Rp4000. Make, dengan adanya pajak tersebut jumlah sebesar Q w 20 hanya akan dijual oleh produsen dengan harga P Rp11.000. Tetapi pada harga Rp11.000 pars konsumen hanya man membeli 15, jadi ada surplus. Make, harga keseimbangan menjadi Rp11.000/botol, dan jumlah yang man dijual menjadi 16.

Jadi, apa akibat pajak tadi? Bagi konsumen harga naik dari Rp8.000 menjadi Rp 11.000. Jadi beban pajak yang ditanggung oleh konsumen adalah Rp3.000/botol. Lalu, penjual bagaimana? Dengan harga jual yang baru ia hanya dapat menjual Q sebanyak 16. Untuk itu, ia mendapat harga Rp11000. Tapi dari pendapatan Rp12.000/botol ini produsen barus membayar cukai sebanyak Rp4000 kepada pemerintah. Jadi, si produsen sendiri sebenarnya hanya mendapat Rp7.000/botol, (dan tidak Rp8000 seperti semula). Jadi, produsen terpaksa juga mcnanggung sebagian dari beban pajak tersebut, yaitu sebanyak Rp11.000/botol (karena jumlah yang dapat dijual lebih sedikit pada harga baru).

Jadi, akibat cukai ialah baik konsumen maupun produsen menanggung sebagian dari beban pajak, dan Q berkurang dan 20 menjadi 16. Pembagian beban pajak dapat dilihat dalam grafik: bagian atas merupakan beban konsumen karena kenaikan harga, sedang bagian bawah menjadi beban penjual karena penerimaannya berkurang.
Gambarkan sendiri bagaimana kurva S berubah bila tarif pajak yang dikenakan berupa persentase (%) tertentu dari harga jualnya.

Subsidi
Jika pemerintah memberikan subsidi, maka keadaannya terbalik. Misalnya, lama sekali pemerintah kita memberikan subsidi untuk BBM (minyak tanah dan bensin), juga untuk pupuk. Lihat gambar 111.5.
Pemberian Subsidi
Pelaksanaan pemberian subsidi biasanya disertai dengan bermacam-macam peraturan lain, misalnya penetapan harga, pedoman kalkulasi harga pokok, pembebasan pajak, daftar prioritas, dan
Demikianlah beberapa cara yang dapat ditempuh pemerintah untuk mengawasi, mengatur, dan mengendalikan harga yang berlaku dalam masyarakat.

lihatannya mungkin agak teoritis dan terlalu disederhanakan. Apalagi kalau yang dipakai hanya dua macam barang (agar dapat digambarkan danger grafik biasa). Tetapi prinsipnya dengan mudah dapat diperluas dan dikonkretkan.

Sumber: Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Oleh Drs. T. Gilarso, SJ.
sumber :
http://artikelekonomi.com/kebijakan-pajak-dan-subsidi-pemerintah.html

Kurva Permintaan Investasi Fungsi Suku Bunga





Investasi yang berani disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal. Dengan kata lain investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Hal ini dapat dipaparkan sebagai, pengeluaran investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal rill. Barang modal rill berbentuk:
1. Alat-alat produksi, seperti pabrik, mesin-mesin, dan perlengkapan produksi lainnya,
2. Rumah untuk tempat tinggal.
3. Peruhahan barang cadangan.

Keseluruhan alat-alat produksi yang digunakan dalam proses produksi perusahaan-perusahaan dalam ekonomi disebut sebagai stok kapital tetap (fixed stock capital). Stok kapital tetap ditambah stok rumah untuk tempat tinggal dan stok barang cadangan disebut stok kapital. Pengeluaran investasi adalah pengeluaran yang bertujuan menambah stok kapital atau ketersediaan modal.

Kurva itu menggambarkan permintaan investasi yang menunjukkan berbagai volume atau besarnya investasi yang akan dilakuken pada berbagai tingkat suku bunga. Kurva permintaan investasi berbentuk berlereng menurun dari kiri atas ke kanan bawah atau berlereng negatif. Dari pola hubungan antara investasi dan tingkat suku bunga dapat ditarik kesimpulan bahwa permintaan investasi merupakan fungsi dari suku bunga dan hubungan antara dua variabel itu merupakan hubungan negatif. Hal ini mempunyai arti bahwa bila hal-hal lain tetap (ceteris paribus), pada tingkat suku bunga yang lebih rendah volume investasi akan lebih besar, sedangkan pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi volume investasi lebih tinggi pula. Ingat bahwa tingkat suku bunga merupakan biaya investasi.

Pustaka: Ekonomi dan Akuntansi: Membina Kompetensi Ekonomi Oleh Eeng Ahman dan Epi Indriani
sumber :
http://artikelekonomi.com

Kebijakan Ekonomi Indonesia Dan Tantangannya

Situasi yang semula dihadapi Keynes adalah keadaan depresi di Eropa dan Amerika. Di sana pabrik-pabrik sudah ada, tenaga kerja yang ahli dan terampil ada, prasarana produksi seperti jalan dan jalur komunikasi ada, bank-bank juga ada namun semuanya macet karena kekurangan permintaan efektif. Maka, tindakan pemerintah untuk menambah Effective Demand, seperti yang disarankan oleh teori Keynes segera berhasil meningkatkan produksi tanpa menimbulkan inflasi.

Situasi demikian itu tidak boleh disamakan dengan situasi di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Produksi kita masih rendah, tidak karena kekurangan permintaan masyarakat (segi demand), melainkan karena kelemahan struktural (segi supply): kurang keahlian, kurang prasarana, kurang industri, dan sebagainya. Demikian pula sifat pengangguran berbeda. Pengangguran di Indonesia tidak pertama-tama bersifat “konjunktural” (karena kekurangan atau fluktuasi dalam permintaan efektit), melainkan struktural (karena memang kekurangan kesempatan kerja). Situasi demikian ini tidak bisa ditangani dengan cara “asal menambah permintaan efektit” saja. Sebab setiap tambahan permintaan efektif (entaih dari keuangan negara, dari ekspor, dari kredit luar negeri, atau dari ekspansi kredit bank) segera mengandung bahaya kenaikan harga, tidak karena permintaan itu begitu berlebihan, melainkan karena pertambahan produksi (output) tertinggal atau kalah cepat dengan pertambahan permintaan itu, jadi karena kendala-kendala di sektor produksi. Bila penyakitnya berbeda, obatnyapun harus berbeda.

Kebijakan ekonomi atau politik ekonomi (economic policy), yaitu cara-cara yang ditempuh atau tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah dengan maksud untuk mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan yang mau dicapai telah ditetapkan oleh para wakil rakyat di MPR-DPR dan dituangkan dalam GBHN, yang dapat diringkas dalam “trilogi pembangunan“: kestabilan, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan.

Masalah konkret yang dihadapi dalam politik ekonomi ialah bahwa tujuan-tujuan tersebut belum tentu dapat dicapai bersama-sama. Sebab kerap kali usaha untuk mencapai tujuan yang satu terpaksa sedikit banyak harus mengorbankan tujuan yang lain. Misalnya, untuk menciptakan lapangan pekerjaan diperlukan investasi dalam jumlah yang besar. Tetapi investasi besar-besaran mudah menimbulkan inflasi dan memberatkan Neraca Pembayaran karena memperbesar impor. Demikian pula usaha menstabilkan harga beras sering bertolak belakang dengan usaha memajukan sektor pertanian dan pemerataan pendapatan bagi petani. Untuk menjawab tantangan itu memang diperlukan kebijaksanaan.

Pustaka: Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Oleh Drs. T. Gilarso, SJ.
sumber :
http://artikelekonomi.com/kebijakan-ekonomi-indonesia-dan-tantangannya.html







Informasi Akuntansi

Jenis informasi yang dihasilkan bidang akuntansi dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Informasi akuntansi manajemen:
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal, yaitu obyek informasi (produk, departemen, aktivitas), alternatif yang akan dipilih, dan wewenang manajer. Oleh karena itu, informasi akuntansi manajemen dibagi menjadi tiga tipe informasi:

1. Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information).
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu”, dan penentuan harga jual dalam cost type contract. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang diatur oleh pemerintah.

2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information).
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok, yaitu merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya diferensial (differential costs), yang hanya bersangkutan dengan pendapatan disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang bersangkutan dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential assets).

3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting )
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menenkankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan, proses dan keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen.
Tujuan umum sistem akuntansi manajemen:
1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penghitungan harga pokok jasa,produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Jadi, informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

B. Informasi Akuntansi Keuangan:
Informasi akuntansi keuangan adalah informasi bertujuan umum (general purposes) yang disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Informasi ini digunakan untuk pihak internal dan eksternal. Informasi Akuntansi Keuangan disajikan dengan asumsi bahwa informasi yang dibutuhkan investor, kreditor, calon investor dan kreditor, manajemen, pemerintah, dan sebagainya dapat mewakili kebutuhan informasi pihak lain selain investor dan kreditor. Dengan demikian dibutuhkan satu informasi seragam untuk semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis perusahaan.
Pada umumnya, Informasi Akuntansi Keuangan disusun dan dilaporkan secara periodik sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen terhadap informasi yang tepat waktu. Selain itu, Informasi Akuntansi Keuangan disajikan dengan format yang terlalu kaku sehingga kurang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan manajemen. Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik kualitatif dari informasi keuangan adalah sebagai berikut :

a. Relevan: maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama, yaitu:
Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan.
Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan.
Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.

b. Reliable: maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen.
Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan diskripsi akunatnsi serta sumber-sumbernya.
Netralitas (neutrality), informasi keuangan yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu para pemakai khusus informasi.

c. Daya Banding (comparability), informasi keuangan yang dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan tidak semata – mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.

d. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke periode.

Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pihak internal perusahan (internal user), sedangkan akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak eksternal perusahaan (external user).Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi karena proses dari akuntansi manajemen akan menghasilkan informasi. Pembuat informasi atau pengguna sistem informasi adalah manusia (bisa para manajer, investor, pemerintah dan user lainnya yang berkepentingan dengan informasi tersebut).

Pengertian dan Macam Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan.

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Adapun tujuan dari laporan keuangan antara lain:

Memberikan satu bahasa yang dimengerti oleh semua pihak;
Menunjukkan logika dari hubungan timbale balik antara laporan-laporan keuangan;
Memperkenalkan beberapa prinsip keuangan yang pertama, dan;
Menetapkan pentingnya arus kas yang akan datangsebagai fondasi untuk mengukur nilai sekarang (present value) dan nilai yang akan datang (future value) suatu organisasi.

Laporan-laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan dan konvensi-konvensi akuntansi.
Laporan keuangan terdiri dari .

Neraca awal tahun memberikan gambaran tentang perusahaan pada permulaan tahun pajaknya; ditambah neraca akhir tahun yang memberikan gambaran tentang harta dan hutang akhir.
Perhitungan rugi laba menunjukkan arus pendapatan dan beban atau biaya selama interval antara neraca awal dan akhir periode.
Laporan laba ditahan yaitu daftar kumulatif laba yang berasal dari tahun-tahun sebelumnya dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai deviden.
Laporan ahkir arus kas merinci sumber-sumber perugsahaan arus kas dan ekuivalen kas selama interval waktu yang sama dengan perhitungan rugi laba.

1. Neraca
Di dalam Akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan yang dalam bahasa inggris balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari Laporan Keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, kewajiban dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan berikut:

Aset = kewajiban + ekuitas


2. Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun . Penjualan bersih disajikan pada bagian atas dari setiap laporan, yang sesudahnya akan dikurangkan dengan berbagai biaya untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa, yang umumnya cukup dinyatakan sebagai laba bersih saja. Sebuah laporan tentang laba dan deviden per saham disajikan di bagian bawah dari laporan rugi laba. Rugi laba per lembar saham (EPS) yang disebut sebagai “tototal akhir” menunjukkan bahwa di antara seluruh pos yang terdapat di dalam laporan rugi laba, EPS adalah yang paling penting. Depresiasi dan amortisasi merupakan komponen-komponen yang penting dari total biaya operasional. Depresiasi (depreciation) adalah pembebanan tahunan terhadap laba yang mencerminkan estimasi biaya dolar dari peralatan modal yang digunakan dalam proses produksi. Depresiasi adalah penyusutan pada aktiva berwujud (tangible asset), sedangkan amortisasi (amortization) adalah penyusutan pada aktiva tidak berwujud (intangible).

3. Laporan Laba ditahan
Laporan dalam saldo laba ditahan di antara tanggal-tanggal neraca dilaporkan di dalam laporan laba ditahan (statement of retained earnings). “laba ditahan” mencerminkan suatu klaim terhadap aktiva, dan bukanlah merupakan aktiva itu sendiri. Lebih lagi, perusahan menahan labanya terutama untuk memperluas bisnis, dan ini artinya melakukan investasi pada pabrik dan peralatan, pada persediaan, bukannya menumpuk kas dalam sebuah rekening bank.

4. Laporan Arus Kas
Sebuah perusahaan menghasilkan arus kas yang tinggi tidak selalu berarti bahwa jumlah kas yang dilaporkan pada neracanya juga akan tinggi. Memang posisi kas perusahaan yang dilaporkan pada neraca akan dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk hal-hal berikut:

Arus kas.Jika hal-hal lain dianggap konstan, arus kas positif akan mengarah pada lebih banyak kas di dalam bank.
Perubahan dalam modal kerja. Modal kerja bersih, didefinisikan sebagai aktiva lancer minus kewajiban lancer.
Aktiva tetap. Jika sebuah perusahaan berinvestasi pada aktiva tetap, hal ini akan mengurangi posisi kasnya. Di sisi lain, penjualan dari aktiva tetap akan meningkatkan kas.
Transaksi sekuritas dan pembayaran dividen. Jika perusahan menerbitkan saham obligasi selama tahun berjalan, dana yang dikumpulkan akan meningkatkan posisi kasnya.



Read More..
Diposkan oleh Cecep Adi Kustaman di 23:42 0 komentar
Label: Manajemen, Manajemen Keuangan
Selasa, 08 Juni 2010
Arti Penting Analisis dan macam Laporan Keuangan
A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sanga bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier
Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan,keamanan investasi.
Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja

B. Macam Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

2. Jenis Laporan Keuangann
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri:

Neraca: laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang dan modal) pada saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember 200x)
Laporan laba rugi: suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu
Laporan saldo laba: menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.
Laporan arus kas: Menujukkan arus kas selama periode tertentu.
Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya.



ARTI PENTING & KARAKTERISTIK PRINSIP AKUNTANSI


Arti penting Prinsip Akuntansi :
1. Dasar untuk pedoman penentuan perlakuan akuntansi dalam menyusun maupun menginterpretasikan laporan
keuangan.
2. Pedoman peringkasan dan pengungkapan informasi keuangan.
3. Suatu kesepakatan / aturan main tentang bagaimana laporan keangan disusun agar terjadi komunikasi yang efekttif antarra pihak-pihak yang terpisah secarra fisik dan fungsional

Paton & Littleton (P&L) menekankan bahwa informasi tentang kemampuan menghasilkan laba perusahaan (earning power) merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputtusan ekonomik, karena earning power menjadi ukuran/kriteria investasi. Hal ini akan efektif jika perekonomian suatu negara didasarkan pada mekanisme pasar.

Akuntan Publik : pihak ketiga yang bebas (independen) yang harus menentukan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Suatu laporan keuangan dapat dikatakan wajar oleh akuntan publik jika memenuhi 2 sasaran pemeriksaan:
1. Kesesuaian laporan dengan rinsip akunasi berterima umum, sasarannya : pengukuran (measurement), penilaian (valuation), klasifikasi/pendefinisian (classification), saat pengakuan yang tepat (cutoff), dan penyajian ( presentation).
2. Bebasnya laporan keuangan dari unsur kesalahan, ketidakjujuran dan ketidakpastian yang material, sasarannya:
Validitas pos (validity), eksistensi fisik (physical existence), kebenaran kejadiannya (occurrence), Ketelitian perhitungannya (mechanical accuracy), penguasaan dan pemilikan (control & ownership), kelengkapan (completeness), dan pengungkapan informasi penting dan ketidakpastian (disclosure).

Karakteristik Prinsip Akuntansi, menurut P&L menyarankan agar karakteristik berikut melekat pada seperangkat prinsip akuntansi:
1. Prinsip akuntansi menunjukkan pedoman umum yang lengkap tentang fungsi akuntasi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan suatu perusahaan.
2. Prinsip akuntansi tidak harus dikembangkan mengikuti praktik akuntansi yang sedang berjalan karena praktek akuntansi yang sedang berjalan itu sering dilandasi oleh prinsip dan konsep yang dalam beberapa hal saling bertentangan dan secara teoritis tidak konsisten.
3. Prinsip akuntansi hendakna tidak bertentangan atau mendorong pelangggaran terhadap ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku tetapi penyusunan prinsip akuntansi tidak harus menganut konsep, pengertian, pendekatan, kebijaksanaan dan praktik hukum/yuridis tersebut
4. Prinsip akuntansi harus merupakan alat yang praktis di bidang usaha dan keuangan, dapat diandalkan dn relevan untuk memenuhi kebutuhan manajemen, investor, pemerintah dan masyarakat umum.
5. Prinsip akuntansi harus juga logis dan dikembangkan atas dasar penalaran yang jelas sehingga dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan akuntansi.

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (Generally Accepted Accounting Principles):
Seperangkat pedoman resmi dan kebiasaan dunia usaha yyang dianggap berlaku dalam lingkungan (negara) dan waktu tertentu.
Yang diatur dalam standar akuntansi :
1. Pengukuran atau penilaian : Penentuan jumlah rupiah suatu transaksi yang harus dicatat
2. Definisi elemen dan pos laporan keuangan
3. Pengakuan (recognition) : Diakui=jumlah rupiah transaksi tersebut dicatat ke dalam sistem pencatatan sehingga akan mempengaruhi laporan keuangan
4. Pengungkapan/penyajian (disclosure/presentation) :
Bagaimana suatu informasi keuangan disajikan dalam laporan keuangan.

Pelaporan Keuangan :
Seluruh upaya dan pemikiran tentang informasi apa yang harus dimasukkan dalam sistem pelaporan , kualitas informasi dan bagaimana cara pengungkapan informasi tersebut.

Tujuan pelaporan keuangan menurut konsepsi FASB yang disusun berdasar kondisi lingkungan ekonomi dan sosial di Amerika :
1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor dan kreditor untuk ddasar pengambilan kepututsan investasi dan pemberian kredit.
2. Memberikan informasi posisi keuangan perushaan dengan menunjukkan seumber sumber ekonomi perusahaan serta asal kekayaan tersebut
3. Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power)
4. Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber pembiayaan perusahaan
5. Memberikan informasi keuangan yang dapat membantuk para pemakai dalam meramalkan aliran kas masuk ke perusahaan.

Faktor lingkungan yang dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan di atas antara lain :
1. Sistem perekonomian pasar yang maju
2. Sistem perbankan yang canggih
3. Sistem peradilan yang kuat dan mantap
4. Pasar modal sebagai sumber utama pendanaan perusahaan
5. Pengakuan hak milik individual
6. Perseroan terbuka sebagai bentuk perusahaan yang umum
7. Penekanan penilaian prestasi individual
8. Pemisahaan pemilikan dan manajemen secara tegas
9. Proses pengambilan keputusan yang rasional
10. Sistem birokrasi yang sudah mantap

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan





Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu: dapat
dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.

1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu .

2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa
lalu.
Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu
sama lain. Misalnya, informasi struktur dan besarnya aktiva yang dimiliki bermanfaat bagi
pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan
dalam memberikan penegasan (confirmatory role)terhadap prediksi yang lalu, misalnya,
tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari
operasi yang direncanakan .
Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik
perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki
nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian,
kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan
menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif
laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa ,
abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.

3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus,
hakekat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan
suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang dihadapi
perusahaan tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru
tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakekat maupun materialitas
dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil
atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang
dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu
ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus
dimiliki agar informasi dipandang berguna.

4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal {reliable). Informasi memiliki kualitas andal
jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika
keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih
dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh
tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta
keadaan dari tuntutan tersebut.

5. Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang
memenuhi kriteria pengakuan.
Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yang dianggap kurang
jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena
kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam
mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun
atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan
peristiwa tersebut. Dalam kasus tertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat
tidak pasti sehingga perusahaan pada umumnya tidak mengakuinya dalam laporan keuangan.
Misalnya, meskipun dalam kegiatan usahanya perusahaan dapat menghasilkan goodwill,
tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi atau mengukur goodwill secara andal. Namun,
dalam kasus lain, pengakuan suatu pos tertentu tetap dianggap relevan dengan
mengungkapkan risiko kesalahan sehubungan dengan pengakuan dan pengukurannya.

6. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum. Misalnya,
suatu perusahaan mungkin menjual suatu aktiva kepada pihak lain dengan cara sedemikian
rupa sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan menurut hukum
ke pihak tersebut; namun demikian, mungkin terdapat persetujuaan yang memastikan bahwa
perusahaan dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam
bentuk aktiva. Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan jujur
transaksi yang dicatat (jika sesungguhnya memang ada transaksi).

7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi
yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan yang berlawanan .


8. Pertimbangan Sehat
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta
peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam
itu diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan
pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat
mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi
atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang
lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan
keuangan menjadi tak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal.

9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan
informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan
tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

10. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus
dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran
dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama
dan untuk perusahaan yang berbeda.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai
harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai
harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang
diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari
satu periode ke periode dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi
keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan,
membantu pencapaian daya banding.
Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman semata-mata dan
tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar akuntansi keuangan

yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskan kebijakan akuntansi yang tidak lagi
selaras dengan karakteristik kualitatif relevansi dan keandalan. Perusahaan juga tidak perlu
mempertahankan suatu kebijakan akuntansi kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan
lebih andal.
Berhubung pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan antar periode, maka perusahaan perlu menyajikan informasi periode sebelumnya
dalam laporan keuangan.

11. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk
menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.
Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan
mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha
mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan
merupakan pertimbangan yang menentukan .

Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasif daripada
karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya
penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu harus dipikul oleh pemakai
informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pemakai lain
disamping mereka yang menjadi tujuan informasi; misalnya, penyediaan informasi lanjutan
kepada kreditur mungkin mengurangi biaya pinjaman yang dipikul perusahaan. Karena
alasan inilah maka sulit untuk mengaplikasikan uji biaya-manfaat pada kasus tertentu. Namun
demikian, komite penyusun standar akuntansi keuangan pada khususnya, seperti juga para
penyusun dan pemakai laporan keuangan, harus menyadari kendala ini.
Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
Dalam praktek, keseimbangan atau trade-off di antara berbagai karakteristik kualitatif sering
diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat
di antara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan
relatif dari berbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda merupakan masalah
pertimbangan profesional.
Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari, atau
menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan. Meskipun kerangka dasar ini tidak menangani secara langsung konsep tersebut,
penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuai biasanya
menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan apa yang pada umumnya dipahami
6
sebagai suatu pandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar, informasi semacam
itu.

2. Karakteristik kualitatif laporan keuangan
Kerangka konseptual karakteristik kualitatif informasi akuntansi ini berhubungan dengan ciri spesifik dari kualitas informasi akuntansi yang harus dipenuhi agar memenuhi tujuan kegunaannya sebagai pertanggungjawaban dan informasi. Secara umum, laporan keuangan akuntansi syariah harus bisa menunjujkan ciri ketakwaan dan keimanan. Ciri tersebut diantaranya: dapat dipahami, tepat waktu, keandalan, penyajian yang jujur, daya banding, dan kelengkapan. Berikut ini akan dibahas masing-masing karakter:
a. Dapat dipahami (understandability), adalah yang dapat membantu atau memberi kesempatan kepada para pemakai informasi untuk memahami maknanya;
b. Tepat waktu (timely), adalah informasi yang siap digunakan oleh pemakainya, sebelum kehilangan makna dan kapasitasnya;
c. Keandalan (reliability), adalah kualitasinformasi yang menjamin bahwa informasinya bebas dari kesalahan dan penyimpangan (error dan bias) serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannua;
d. Penyajian yang jujur (representation faithfulness), adalah kesesuaian antara pengukuran akuntansi dengan fenomenanya, yang menentukan bahwa pokok persoalannya harus terwakili untuk menjamin keabsahan dan kebenaran informasinya;
e. Daya banding (comparability), adalah kualitas informasi yang bermanfaat bagi para pemakainya untuk mengindentifikasi informasi yang berbeda atau sejenis di antara dua kesatuan antitas ekonomi;
f. Kelengkapan (completeness) adalah, informasi yang disajikan tyermasuk semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan laporan keuangan.

Senin, 06 Juni 2011

Efek Pendapatan dan Efek Substitusi



Pembentukan Kurva Permintaan Individu
      Efek Pendapatan (Income Effect)
      Salah satu bagian dari perubahan kuantitas yang diminta yang disebabkan oleh perubahan pendapatan riil.
      Efek Substitusi (Substitution Effect)
      Salah satu aspek dari perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat adanya substitusi satu barang dengan barang lainnya.

Konsep Dasar
Efek Substitusi
Efek Pendapatan
  Individu bertahan pada kurva indiferens yang sama.
        Perubahan harga berarti mengubah daya beli riil.
  Konsumsinya harus diubah agar MRS-nya sama dengan rasio harga yang baru dari kedua barang.
        Individu akan berpindah ke kurva indiferens baru yang konsisten dengan daya beli yang baru.
  Perpindahan (perubahan) konsumsi terjadi di sepanjang kurva indiferens.
        Garis anggaran akan berotasi mengikuti perpindahan kurva indiferens dan daya beli yang baru.

Efek   Pendapatan:
Penurunan Kurva Permintaan Individu
      Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi.
      Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan pendapatan konstan.
      Jika harga X turun, pendapatan riil naik sehingga kuantitas barang X yang diminta meningkat.
      Garis anggaran berotasi (memutar) ke kanan.

Efek Substitusi:
Penurunan Kurva Permintaan Individu
      Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi.
      Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan utilitas konstan.
      Jika harga X turun, pendapatan “diimbangi“ (compensated) agar utilitas tetap (untuk mencegah peningkatan kesejahteraan sebagai akibat penurunan harga).
      Pergerakan atau perpindahan di sepanjang kurva indiferens.